Pembelajaran berorientasi pada penguatan numerasi sangat penting dalam upaya memperbaiki rapor pendidikan, terutama di Indonesia. Berdasarkan evaluasi nasional, kompetensi numerasi siswa masih perlu ditingkatkan untuk mencapai target yang diharapkan. Berikut beberapa langkah dan strategi yang bisa diterapkan dalam upaya memperbaiki kompetensi numerasi siswa:
1. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran numerasi harus dikaitkan dengan situasi nyata yang relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan membantu siswa memahami bagaimana numerasi berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Contoh: Membuat siswa menghitung uang saat berbelanja atau menghitung waktu dan jarak saat bepergian.
2. Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif
Teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam penguatan numerasi. Penggunaan aplikasi atau perangkat lunak yang interaktif seperti Canva untuk Pendidikan, Kahoot, atau GeoGebra dapat membuat siswa lebih tertarik untuk belajar numerasi.
Canva untuk Pendidikan bisa digunakan untuk membuat visualisasi data, infografis matematika, atau diagram interaktif yang membantu pemahaman konsep numerasi dengan cara yang lebih menarik.
3. Pembelajaran Berbasis Masalah
Metode ini melibatkan siswa dalam pemecahan masalah nyata yang memerlukan keterampilan numerasi. Pembelajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan angka dan data.
Contoh: Siswa bisa diajak untuk menyelesaikan masalah seperti menghitung jumlah konsumsi air di rumah mereka dan menganalisis apakah jumlah tersebut sudah efisien.
4. Kolaborasi Antar Mata Pelajaran
Numerasi tidak hanya terbatas pada pelajaran matematika, melainkan bisa diterapkan pada berbagai mata pelajaran seperti sains, ekonomi, dan geografi. Kolaborasi antar guru untuk mengintegrasikan numerasi dalam berbagai bidang akan membantu siswa melihat relevansi numerasi di setiap aspek pembelajaran.
Contoh: Saat belajar geografi, siswa bisa menghitung jarak antara kota-kota atau menganalisis data curah hujan.
5. Pembelajaran Diferensiasi
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Guru perlu memahami tingkat kemampuan numerasi masing-masing siswa dan memberikan materi yang sesuai dengan level tersebut. Pembelajaran diferensiasi memungkinkan siswa dengan kemampuan numerasi rendah untuk mengejar ketertinggalan, sambil menantang siswa yang lebih mahir untuk memperdalam keterampilan mereka.
6. Penilaian Formatif yang Teratur
Guru perlu melakukan penilaian formatif secara rutin untuk memantau perkembangan numerasi siswa. Penilaian ini tidak harus berupa tes formal, tetapi bisa dilakukan melalui kuis interaktif, permainan, atau proyek yang mengukur kemampuan numerasi siswa.
7. Pemberian Umpan Balik yang Konstruktif
Umpan balik yang baik dan spesifik dapat membantu siswa memahami kesalahan mereka dan memperbaiki cara berpikir serta strategi mereka dalam menyelesaikan masalah numerasi. Guru harus memberikan umpan balik yang mendalam untuk memotivasi siswa memperbaiki kelemahan mereka.
8. Penguatan Melalui Literasi Numerasi
Selain meningkatkan keterampilan menghitung, siswa juga perlu didorong untuk memahami informasi numerik, seperti grafik, tabel, dan statistik. Literasi numerasi ini penting agar siswa mampu menafsirkan data dengan benar dan membuat keputusan berdasarkan informasi kuantitatif.