Model Pembelajaran Hybrid Learning

Model Pembelajaran Hybrid Learning, Kenali Perpedaan Hybrid Learning vs Blended Learning

Posted on

Model pembelajaran hybrid learning bukan sesuatu yang asing. Hybrid learning vs blended learning sering dipertentangkan karena memiliki sejumlah perbedaan.

Pandemi Covid-19 memberikan banyak pengalaman baru. Salah satunya di dunia pendidikan.

Saat dunia diterjang virus yang mudah bermutasi itu, baik hybrid learning maupun blended learning mengemuka. Model pembelajaran ini dipakai untuk mengakomodasi tuntutan situasi agar proses pembelajaran bisa terus berlangsung.

Cara kita belajar sesungguhnya terus berubah dalam beberapa dekade terakhir. Kehadiran teknologi baru, sumber daya manusia yang memadai, dan tuntutan situasi menjadi faktor pendorong perubahan pembelajaran.

Metode pembelajaran baru menjadi perhatian dan topik diskusi. Tidak sedikit mengalami kebingungan tentang apa sebenarnya metode pembelajaran baru itu.

Hybrid learning vs Blended Learning

Model pembelajaran hybrid learning adalah pembelajaran yang menyatukan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) online dengan tatap muka. Dengan kata lain ada hybrid online dan offline. Tatap muka dan virtual yang dijalankan secara teratur dan efektif.

Metode hybrid learning kemendikbud dianggap sebagai pendekatan komprehensif di mana beberapa pelajar akan menghadiri secara langsung di kelas  atau ruang pertemuan, atau pelatihan, dan sebagainya. Sementara peserta lainnya menghadiri sesi secara online.

Patut dicatat, dalam hybrid learning, pengajar atau instruktur memberikan pengajaran atau instruksi kepada peserta tatap muka dan online secara bersamaan.

Dengan demikian, pihak yang mengambil bagian secara online melakukannya pada waktu bersamaan. Jadi tidak menonton rekaman atau berpartisipasi pada waktu tersendiri.

Dalam penerapan hybrid learning tentu tidak mudah. Hal ini disesuaikan dengan kondisi sekolah dan tempat tinggal peserta. Aplikasi model hybrid learning sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekolah dan kesiapan teknologi.

Untuk menjangkau peserta jarak jauh dan tatap muka, instruktur atau guru akan menggunakan alat bantu untuk menjalankan fungsi konferensi video.

Untuk memastikan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan hasil maksimal, kelas hybrid learning harus dipikirkan dan disiapkan dengan baik. Ketersediaan perangkat teknologi dan jaringan internet yang kuat akan sangat menentukan kesuksesan hybrid learning.

Metode hybrid learning dirancang untuk menggantikan waktu kelas tatap muka tanpa kehilangan daya tarik dan efektivititas pembelajaran tatap muka. Siswa jarak jauh harus tetap memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya.

Contoh metode hybrid learning paling bagus ditemukan saat masa pandemi Covid-19. Di tempat-tempat yang sangat terpukul oleh pandemi, para siswa langsung mengikuti pembelajaran online penuh waktu.

Namun, begitu situasi mulai bisa dikendalikan dan tuntutan proses belajar mengajar yang tak bisa diabaikan, maka banyak sekolah beralih ke model hybrid learning. Di ruang kelas terlihat beberapa anak hadir secara langsung. Sementara lainnya melakukan panggilan melalui teknologi konferensi video seperti Zoom.

Para guru kemudian menyampaikan materi yang sama kepada semua siswa, baik yang hadir secara langsung maupun online dari jarak jauh. Semua dilakukan pada waktu bersamaan.

Lantas, apa bedanya metode hybrid learning vs blended learning?

Kedua metode itu sama-sama model pembelajaran yang mencampurkan metode online dan tatap muka.

Namun, ada juga yang membedakan keduanya. Blended learning adalah gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan virtual.

Dengan kata lain, ia merupakan kombinasi pengajaran langsung dan pengajaran online.

Blended learning dimulai dengan pembelajaran tatap muka, lalu melengkapi waktu yang dihabiskan siswa di kelas dengan materi pembelajaran online. Ada kombinasi antara kehadiran di kelas secara fisik dan pembelajaran online.

Apakah hybrid learning vs blended learning itu sama?

Cukup sulit menjawabnya secara tegas. Kedua metode itu saling berbagi beberapa elemen kunci sehingga tidak terlihat terlalu berbeda satu sama lain.

Dalam kenyataan kedua istilah tersebut malah sering digunakan untuk menggantikan satu sama lain.

Kebingungan ini tentu bisa dipahami. Sebab, kedua metode itu menggabungkan pembelajaran tatap muka dan kemajuan teknologi untuk menjalankan pembelajaran online.

Perbedaan utama keduanya sesungguhnya terletak pada cara pembelajaran tatap muka dan online digunakan.

Persisnya begini. Dalam model pembelajaran hybrid learning, peserta tatap muka dan pelajar jakar jauh semuanya mengalami kelas yang sama dan pada waktu yang sama.

Guru atau instruktur mengajarkan semuanya sekaligus. Teknologi konferensi video digunakan untuk memastikan peserta jarak jauh menerima pengalaman yang sama dengan peserta di kelas.

Sedangkan blended learning, menemukan semua peserta didik hadir secara langsung. Sedangkan porsi online dirancang sebagai pelengkap. Ini merupakan cara bagi siswa untuk belajar sendiri jauh dari ruang kelas. Pada dasarnya, model pembelajaran hybrid learning dirancang untuk menjaga keseimbangan antara pembelajaran online dan offline. Sementara model pembelajaran blended learning dirancang untuk memberikan materi online kepada siswa secara tatap muka untuk melengkapi pengalaman di kelas

Kelebihan dan kekurangan hybrid learning

Bak model pembelajaran hybrid learning maupun blended learning memiliki manfaat masing-masing. Keduanya pun punya kelebihan dan kekurangan.

Model pembelajaran hybrid learning memiliki kelebihan, antara lain:

Pertama, kemudahan. Metode pembelajaran ini memberikan akses yang setara kepada siswa tatap muka dan jarak jauh. Bila seseorang bisa hadir secara langsung maka bagus.

Namun, bila lokasi dan keadaan tidak memungkinkan untuk hadir secara langsung, maka mereka tetap bisa mendapatkan pengalaman penuh dengan hadir secara online.

Kedua, biaya rendah. Metode ini mengurangi biaya dengan mengurangi biaya perjalanan, materi cetak, dan lainnya.

Ketiga, lebih penting dari itu adalah kesehatan dan kebugaran. Bila seorang peserta sakit atau ada kekhawatiran akan masalah yang bakal ditimbulkan, maka model pembelajaran hybrid learning memungkinkan peserta itu bisa tetap menghadiri kelas bersama dengan siswa lainnya tanpa membahayakan kesehatan atau keselamatan yang lain.

Keempat, mendukung pengembangan keterampilan digital. Kehadiran metode pembelajaran hybrid learning memungkinkan setiap orang untuk belajar menjadi familiar dengan teknologi.

Hal ini tidak terbatas pada murid, tetapi juga guru. Penggunaan perangkat digital yang terkoneksi dengan jaringan internet, membuat para pihak terdorong untuk meningkatkan keterampilan digital.

Kekurangan hybrid learning

Ada beberapa hal yang menjadi catatan di balik metode pembelajaran hybrid learning, begitu juga blended learning.

Pertama, biaya bisa menjadi lebih tinggi. Sebab, ada tuntutan untuk melengkapi fasilitas pendukung pembelajaran online mulai dari laptop, gawai, internet, hingga alat pendukung lainnya.

Kedua, lantaran kedua model pembelajaran itu mensyaratkan sarana prasarana teknologi maka jelas akan menjadi masalah bagi kalangan yang tidak memiliki akses dan kemampuan mendapatkannya. Baik lantaran ketidakmampuan secara ekonomi, maupuk ketersediaan infrastruktur seperti jaringan internet.

Ketiga, khusus terkait blended learning, ada potensi manipulasi. Sebab, para peserta bisa melakukan kecurangan saat mengerjakan tugas. Mereka bisa meminta bantuan pihak lain atau menggunakan aplikasi-aplikasi yang tidak dianjurkan.

Terkait hal itu, bila sampai terjadi, maka target pembelajaran tidak akan tercapai. Baik dari sisi proses, pemahaman, maupun hasil akhir. Tidak dimonitor secara ketat, maka apa yang dihasilkan bisa jadi bukan merepresentasikan kemampuan sesungguhnya.

Sumber:

https://elearningindustry.com/how-is-hybrid-learning-different-from-blended-learning https://lpmpdki.kemdikbud.go.id/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *