cara membuat pantun anak sd

Cara Membuat Pantun Anak SD Berikut Contohnya

Posted on

Cara Membuat Pantun Anak SD – Apa itu pantun? Apakah membuat pantun itu susah? Lantas, bagaimana membuat pantun? Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra. Ia adalah salah satu jenis puisi lama dengan aturan atau pakem tertentu. Salah satu aturan yang mengikat adalah setiap bait terdiri dari empat baris.

Pantun digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari menghibur sampai mengedukasi atau mengandung nilai pendidikan atau ajaran.

Ada banyak macam pantun. Beberapa di antaranya pantun anak-anak, pantun anak muda, dan pantun orang tua. Ketiganya memiliki kekhasan atau ciri tersendiri.

Pada dasarnya setiap orang bisa membuat pantun, tidak terkecuali anak Sekolah Dasar (SD). Tentu, jenis pantun bagi anak SD lebih sederhana pemilihan katanya. Tetapi tidak mengurangi nilai yang terkandung di dalamnya.

Bisa saja pantun itu berisi nasihat terkait pendidian di sekolah, dalam urusan keagamaan dan pantun jenaka atau pantun anak SD lucu. Bisa juga pantun anak SD viral.

Cara membuat pantun bagi anak SD

Oh ya, bagi para siswa SD, membuat pantun tidak bisa sembarangan. Ada sejumah langkah yang harus dilewati.

1.       Memahami karakteristik pantun.

Hal ini dimaksudkan setiap anak harus memahami struktur atau susunan juga aturan yang ada. Dengan mengetahui dan menguasai karakteristik dan ciri-ciri pantun maka anak SD sekalipun bisa membuat pantun yang benar.

Beberapa ciri pantun yang harus dikuasai:

a. Satu bait terdiri dari empat baris.

b. Setiap kata terdiri dari 8-12 suku kata. Meski singkat, pantun tetap dibuat menarik dan padat.

c. Bersajak atau berima a-b-a-b. 

Sudah bukan rahasia lagi, pantun memiliki kesamaan bunyi atau rima. Pantun memiliki rima yang sudah tak bisa diganggu gugat yakni  a-b-a-b.

d. Baris 1 dan 2 disebut dengan sampiran.

e. Baris 3 dan 4 disebut dengan isi.

2. Menentukan tema

Seperti disebut di awal, pantun punya banyak jenis, juga temanya beragam. Penting sebelum membuat pantun, seorang siswa SD harus terlebih dahulu menentukan tema.

Tema yang diinginkan bisa beragam. Tentu, memilih tema yang menarik. Misalnya pantun jenaka, pantun pendidikan, pantun agama, juga pantun yang berangkat dari hal-hal yang sedang viral.

Masing-masing jenis pantun itu bisa dikerucut dalam tema tertentu seperti pantun nasihat, transportasi, budi pekerti, atau pekerjaan.

3.       Mulai menulis dengan dimulai dari menulis isi.

Seperti diuraikan di awal, pantun terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran terletak pada bari pertama dan kedua. Isi terletak pada baris ketiga dan keempat.

Ada tip menarik. Untuk mempermudah membuat pantun, sebaiknya dibuat isinya terlebih dahulu. Selanjutnya, bisa lebih mudah membuat bagian sampiran atau baris pertama dan kedua.

4.       Setelah membuat isi dilanjutkan dengan melengkapi pantun dengan sampiran.

Isi yang sudah dibuat tentu memberi keuntungan tersendiri. Seorang siswa bisa lebih gampang membuat sampirannya.

Siswa hanya perlu mempertimbangkan kesamaan akhiran bunyi atau rima dengan baris ketiga dan keempat. Dengan adanya isi, membuat sampiran yang memiliki rima a-b-a-b bisa dibuat.

Perlu dicatat, bunyi akhir baris pertama harus memiliki bunyi yang sama dengan baris ketiga. Begitu pula untuk bunyi akhir baris kedua harus sama bunyinya dengan akhir baris keempat.

5. Menggabungkan isi dan sampiran menjadi pantun yang utuh

Ini adalah tahap terakhir. Isi dan sampiran yang sudah dibuat digabungkan menjadi sebuah pantun.

Harapannya, pantun itu sejalan dengan tema, mengikuti kaidah yang sudah ditetapkan, dan memperhatikan urutannya. Jangan sampai isi dan sampiran berada dalam posisi terbalik. Sekali lagi, urutannya demikian. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.

Agar lebih mahir, praktik itu bisa dibuat berulang-ulang.

Cara Membuat Pantun Anak SD dan Contoh

Ada banyak jenis pantun.  Buku “Peribahasa, Puisi, Pantun, Sajak” yang ditulis Teguh Indriawan melakukan pengelompokan pantun sebagai berikut.

1.       Pantun anak-anak yang terdiri dari pantun bersukacita dan pantun berdukacita.

2.       Pantun orang muda yang terdiri dari pantun jenaka, pantun dagang atau nasib

Juga pantun muda yang terdiri dari pantun berkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun berceraian, dan pantun beriba hati.

3.       Pantun orang tua, terdiri dari pantun nasihat, pantun adat, dan pantun agama.

Pada bagian ini hanya akan fokus pada beberapa jenis pantun yang cocok dengan anak SD.

a.       Pantun nasihat

Dari namanya, pantun ini berisi imbauan dan anjuran kepada seseorang atau sekumpulan masyarakat. Karena itu, pantunnya berisi aneka pesan moral dan nilai-nilai pendidikan.

Salah satu contoh pantun nasihat yang bisa dibuat oleh anak SD kelas 3, 4, 5 atau 6.   

Contoh:

Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi

Ingat manfaat, lantas cepat dibawa

Tiada belajar tiada yang rugi

Kecuali diri sendiri di masa tua

b. Pantun Agama

Pantun ini khusus membahas hubungan manusia dengan Tuhan. Pesan yang terkandung di dalamnya tak jauh berbeda dengan pantun nasihat. Mengandung pesan moral dan pendidikan kepada para pembaca, secara khusus terkait ajaran agama.

Contoh:

Kalau sudah duduk berdamai

Jangan lagi diajak perang

Kalau sunah sudah dipakai

Jangan lagi dibuang-buang

c. Pantun Teka-teki

Ada ciri khas dari pantun ini. Pada bagian akhir selalu diberikan tanda tanya. Dengan kata lain, pada larik terakhir selalu berisi pertanyaan.

Meski disebut teka-teki, pantun jenis ini tidak bertujuan untuk mengajar pendengar berpikir serius. Tujuannya hanya untuk menghibur.

Perhatikan contoh berikut ini:

Terendak bentan lalu dibeli

Untuk pakaian, saya turun ke sawah

Kalaulah tuan bijak bestari

Apa binatang kepala di bawah?

d. Pantun Berkasih-kasihan

Pantun ini berisi ungkapan cinta dan kasih sayang. Pantun ini biasanya lebih cocok dibacakan untuk kalangan anak muda. Tujuannya adalah mengungkapkan perasaan suka pada seseorang.

Contoh:

Jelas sudah muram si duda

Karena kasihnya tiada lagi asa

Tiada detik bias wajah dinda

Hingga lapar tak lagi terasa

 e. Pantun Jenaka

Pantun ini jelas mengandung lelucon. Tujuannya untuk menghibur para pendengar atau pembacanya. Pantun jenaka ini juga bisa dipakai untuk melancarkan sindiran akan situasi yang terjadi di tengah masyarakat, dikemas secara jenaka. Pantun jenaka ini bisa dibuat anak SD kelas lima.

Contoh:

Duduk manis di bibir pantai

Lihat gadis, aduhai tiada dua

Masa muda kebanyakan santai

Sudah renta sulit tertawa

f. Pantun Anak

Pantun anak tidak berarti pantun yang dibuat oleh anak-anak. Melainkan pantun yang ditujukkan untuk anak-anak. Biasanya mengandung nasihat atau wejangan dari orang tua kepada buah hatinya.

Pantun ini tidak hanya untuk menyampaikan nilai moral atau kebijaksanaan hidup, tetapi pertama-tama dipakai untuk membuat anak dekat dengan pantun.

Jadi, pantun anak ini menjadi jembatan untuk mengakrabkan anak dengan pantun.

Contoh:

Kita menari ke luar bilik

Sembarang tari kita tarikan

Kita bernyanyi bersama adik

Sembarang lagi kita nyanyikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *